Langsung ke konten utama

Ikhtiar Santri di Tengah Wabah Corona




Beberapa waktu lalu saya telah menuliskan pandangan saya tentang corona di sini. Bahwa menurut saya corona itu tidaklah berbahaya, tanpa izin Allah. Sama seperti batu kecil yang membuat kaki kita terpeleset.

Demikian juga sama seperti api, yang sesungguhnya tidaklah mampu membakar. Kita bisa lihat contohnya pada Nabi Ibrahim as. Saat itu Allah berfirman:

قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim" (QS. Al Anbiya ayat 69)

Api menjadi panas karena diperintahkan Allah. Api pun dapat menjadi dingin jika mendapat perintah dari Allah. Batu kecil juga sama. Begitu juga corona, menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah terhadapnya. Yang berarti bukanlah coronanya yang berbahaya, melainkan kuasa Allah di atas corona tersebut.

Karenanya, corona hendaknya menjadi momentum untuk berbenah diri, menyadari kealpaan selama ini. Bukan justru sebaliknya.

Meski demikian, bukan berarti kita harus memilih jalan berkerikil, mencoba masuk ke dalam api atau tidak mewaspadai corona sama sekali. Ada ikhtiar yang mesti dilakukan.

Apakah Anda mau masuk kandang macan sedangkan dia makhluk yang Allah ciptakan dengan sifat buasnya? Hehe. Saya tidak.

Bagaimana dengan pendapat yang lainnya?

Santri saya memberikan komentar yang beragam. Namun sepakat tentang satu hal, bahwa corona tidak dapat terjadi tanpa izin Allah. Sesuai dengan pembahasan kami di kelas tentang sifat Qudrat Allah swt, bahwa tidak ada apapun yang dapat memberikan bekas selain Allah.

Demikian pula dengan corona yang sesungguhnya tidak bisa apa-apa. Allah-lah yang memberikan sakit setelah ia masuk dan menginfeksi manusia. Pun demikian jika pasiennya ternyata meninggal dunia, bahwa ajal baginya tiba dengan sebab corona. Bukan corona yang membuatnya mati.

Terus, apa kata mereka tentang corona virus? Bagaimana cara mereka menyikapi virus corona? Berikut saya rangkum satu persatu.

“Jangan terlalu abay, dan juga jangan terlalu lebay. Jaga kebersihan dan jangan bersikap seakan-akan sedang dikejar kematian. Gak ada syarat mau mati itu terkena corona dulu. Jika Allah berkehendak, bisa saja Allah langsung mencabut nyawa kita.”
– Raihan Raudhatul Jannah 

“Jangan sampai wabah penyakit mengguncangkan iman. Serahkan segala urusan kepada Allah. Terus laksanakan perintah-Nya.”
– Nadhiratul Husna

“Manusia tidak akan mampu melawan apa yang telah Allah SWT gariskan. Tak sepatutnya manusia berlaku sombong dan acuh terhadap aturannya. Makanlah makanan yang halal lagi baik. Jadikan virus corona yang menimpa dunia saat ini sebagai pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya.” 
- Rehan Alya Saputri

“Santri perlu berikhtiar dan tawakkal dalam menghadapi virus ini. Menjauhkan diri dari hal yang menyebabkan kita akan terjangkiti, jaga kesehatan, tetap di rumah, mendengar apa yang diperintahkan oleh pemerintah guna waspada terhadap penyebaran virus ini dan senantiasa beribadah dan berdoa kepada Allah. Semua dalam kuasa Allah, jika kita meninggal karena virus corona berarti itu sudah ketentuan Allah. Tetapi  jika tidak berarti Allah masih melindungi kita . Demikianlah bentuk tawakkal kita kepada Alllah.”
– Naila Sabila 

“Perlu untuk diperhatikan, bahwa sekejam apapun virus corona dia tidak bisa memberikan bekas apapun kecuali dengan izin Allah yang menciptakannya.”
– Nabilla Zhafira 

“Selalu berdoa kepada Allah agar dilindungi dari virus Corona ini. Kita harus selalu menjaga wudhu, sholat, dan menghafal Al-Qur'an seperti yang kita lakukan di dayah selama ini.”
- Putri Aulia Sari Masri.

“Tawakkal, jaga aturan Allah, ingat antara syukur dan sabar. Perbanyak Zikir. Patuhi aturan pemerintah untuk stay di rumah, karena kita nggak tau apa yang akan terjadi ke depan.”
– Nitiya Rahadatul Aisy 

“Corona harus diwaspadai. Bukan berarti ditakuti. Jaga diri agar terjauh dari Corona dengan berdoa kepada sang pencipta. Jika kita dekta-Nya maka kita terjauhi dari Corona. Yang namanya ajal mau adanya Corona atau tdk ada pasti ajal akan datang.”
– Natasya Munadhila Amna 

“Bek panik. Karena maut itu di tangan allah bukan di tangan corona. Kalau kita sudah di takdirkan meninggal karena terinveksi virus corona, ya berarti memang sudah ajal kita.”
– Nana Deliyana 

“Kita harus bersabar, selalu positive thinking, meminta jalan terbaik kepada-Nya, lebih meningkatkan hubungan kita kepada Allah SWT dan berserah diri kepada-Nya.”
– Nindya Maghfura 

“Kita wajib ber ikhtiar menghindari corona virus dgn tetep berada di rumah, menjauhi orang ramai, memakai masker, dll. Kemudian bertawakal kepada Allah karena Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. Yang terpenting tingkatkan keimanan kepada allah. Jangan sampai corona menjadi penyebab runtuhnya iman. Yakinlah bahwa Allah akan memberi kemudahan atas segala kesulitan.”
- Nadya Ulan Dari 

“Santri berkewajiban “tetap” teehadap Allah, yaitu:  dengan sabar dan mengharap pertolongan dari allah, karena mereka yang sabar dijanjikan syahid. Terus melaksanakan perintah-Nya, dan berikhtiar, mencegah, menghindari, maupun berobat jika terpapar.”
– Putri Qintari Amelia

“Jadikan corona sarat pelajaran (hikmah, iktibar), bahwa jika Allah berkehendak, dunia bisa luluh lantak oleh-Nya. Renungi kembali bahwa virus corona hadir untuk menyadarkan manusia tentang jati diri yang sebenarnya sebagai hamba Allah swt dan agama hadir untuk menyadarkan manusia tentang tujuan penciptaannya. Setiap tindak dan pikir tidak boleh bertentangan dengan sunnatullah dan batasan ketentuan syariat-Nya. Virus corona juga harus menjadi momentum untuk bertaubat dari segala jenis dosa pribadi dan sosial. Dan terakhir, semoga corona ini menjadi pendorong bagi siswa/i bercita-cita mulia untuk dapat menjadi penemu vaksin terhadap penyakit-penyakit baru.”
- Nadiatul Hikmah 

“Berdoa kepada Allah agar ia senantiasa menjaga diri kita. Dengan wabah ini mari kita dekatkan diri kepada Allah. Doakan keluarga kita, kerabat kita, dan orang orang yang sedang diuji dengan virus ini agar Allah segera menyembuhkan mereka dari penyakit ini.”
– Novina Rahmi 

“Tetap menetap di rumah atau dayah agar tidak tertular pada orang lain, banyak berdo’a dengan membaca al-Qur’an. Berdoa kepada Allah agar di jauhkan dari musibah. Dan juga mengingatkan kepada keluarga dan kerabat untuk mematuhi aturan untuk menghindari hal-hal yang berbahaya.”
– Putri Nanda Mahira

“Sekalipun kita wajib bersabar dan yakin bahwa corona adalah bagian dari takdir Allah, kita juga perlu berikhtiar. Yakni melakukan upaya pencegahan dan penyembuhan. Di antaranya menjaga kebersihan, sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak keluar rumah kecuali ada keperluan yang sangat mendesak, menerapkan social distancing, dan upaya lainnya.”
– Rafa Nabila 

“Terus berdoa, beribadah, dan tabah dalam menghadapinya. Jaga pola makan secara teratur. Selalu hidup sehat. Ingatlah jika Allah berkehendak, apapun dapat terjadi.”
– Naswa Barirah 

“Tetap berdoa dan tawakkal kepada Allah atas segala marabahaya yang terjadi. Kita berserah diri kepada Allah namun juga harus berusaha agar terhindar dari virus ini.”
– Putri Humaira 

“Kita harus menjaga diri agar terhindar dari corona. Bukan berarti kita takut. Jaga diri dengan mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak ibadah dan amal sholeh. Apabila kita dekat dengan Allah, insya Allah, Allah akan menjaga kita dari marabahaya apapun maka kita terjauhi dari Corona. Namun jika sudah ajalnya, mau ada atau tidaknya corona, kita semua pasti akan kembali kepada-Nya.”
– Putri Rizki Khairina 

“Kita telah mengetahui segala sesuatu akan terjadi dengan izin Allah. Kita hanya perlu berdoa dan berusaha. Seperti yang telah dianjurkan pemerintah: tidak keluar rumah, mengurangi kontak fisik, menjaga kebersihan tangan khususnya, menjaga jarak, dan menjaga kesehatan badan dengan mengonsumsi pangan yang baik bagi badan. Sakit tidak akan datang tanpa izin Allah. Mati sudah ditentukan oleh Allah, tidak harus karena virus corona, maka persiapkanlah amal sebagai bekal akhirat kelak.”
– Nyak Shafika Ray 

“Dalam menghadapi virus corona, usaha saja tidak cukup. Begitu juga jika kita hanya berdoa saja. Caranya adalah melakukan kedua hal tersebut. Berusaha dengan meningkatkan imunitas tubuh melalui minuman herbal dan  menghindari berkeliaran di tempat umum untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, dan masih banyak hal lainnya. Lalu berdoa, bertawakal kepada Allah SWT.”
- Putri Sara Amelia




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agama Penghambat Kemajuan, benarkah?

Baru saja membaca komentar di salah satu forum yang saya ikuti soal agama menghambat kemajuan. Isu lama yang kembali diangkat. Dan well, saya bersimpati pada yang menulis karena baginya, agama tak lebih sebagai hambatan. Agama dipersepsikan sebagai kekangan yang membuat sebuah bangsa menjadi sulit untuk maju. Baginya, agama adalah sebuah kesalahan. Padahal kenyataannya tidak begitu. Islam itu way of life, bukan tembok yang menghalangi kreatifitas. Islam adalah tuntunan untuk menjalani rutinitas dalam ketaatan kepada Allah. Selama itu baik, bermanfaat, tidak bertentangan dengan larangan Allah pada hal-hal yang telah jelas keharamannya, Allah memperbolehkan hambanya untuk melakukannya. Pada hal-hal yang demikian Rasulullah dalam haditsnya menyebut sebagai rahmat Allah bagi hamba-Nya. Lihat saja sebagai contoh, pekerjaan meneliti di laboratorium, untuk mencari kemaslahatan di bidang sains, atau melakukan perjalanan antar planet sekali pun, tidak ada larangan Allah terhadap hal demi

Ayat tentang Manusia (QS. Al-Mukminuun : 12-16)

ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طين. ثم جعلناه نطفة في قرار مكين. ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاما فكسونا العظام لحما ثم أنشأناه خلقا آخر فتبارك الله أحسن الخالقين. ثم إنكم بعد ذلك لميتون. ثم إنكم يوم القيامة تبعثون. Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” Pada ayat di atas, Allah swt berupaya untuk menerangkan kep

Cerita Seram

Pukul 01:06 dini hari. Tadinya mau nulis soal ribut-ribut demo Ahok 4 November besok, udah jalan satu paragraf, tapi suara tangis anak-anak di kamar sebelah bikin nggak konsen . Mungkin ada kejadian apa, pemukulan, histeria, jatuh, atau apalah, tapi makin lama suara tangisnya kok makin kencang saja. Saya keluar kamar dan tinggalkan notebook yang masih dengan Microsoft Word terbuka. Selidik kiri kanan, rasanya asal suaranya dari lantai dua dekat kamar mandi. Setelah lihat ada anak kelas 6 di luar kamar, saya jadi mikir ada kejadian serius ini. Bukan lagi suara misteri seperti dulu. Suara nangis juga, jam 2 malam, malam Jumat saat itu. Saya cari kemana-mana suara nangisnya pindah-pindah terus. Dari kamar mandi asrama yang satu ke kamar mandi yang lainnya. sampai terakhir pindah ke atas loteng. Ya sudah, akhirnya saya biarkan saja. Mungkin yang nangisnya lagi perlu sendiri di situ. Tiba di depan kamar, saya tanya sama yang di luar, "Ada apa?" "Kayak kerasukan gitu u