Langsung ke konten utama

Agama Penghambat Kemajuan, benarkah?


Baru saja membaca komentar di salah satu forum yang saya ikuti soal agama menghambat kemajuan. Isu lama yang kembali diangkat. Dan well, saya bersimpati pada yang menulis karena baginya, agama tak lebih sebagai hambatan. Agama dipersepsikan sebagai kekangan yang membuat sebuah bangsa menjadi sulit untuk maju. Baginya, agama adalah sebuah kesalahan.

Padahal kenyataannya tidak begitu. Islam itu way of life, bukan tembok yang menghalangi kreatifitas. Islam adalah tuntunan untuk menjalani rutinitas dalam ketaatan kepada Allah. Selama itu baik, bermanfaat, tidak bertentangan dengan larangan Allah pada hal-hal yang telah jelas keharamannya, Allah memperbolehkan hambanya untuk melakukannya. Pada hal-hal yang demikian Rasulullah dalam haditsnya menyebut sebagai rahmat Allah bagi hamba-Nya.

Lihat saja sebagai contoh, pekerjaan meneliti di laboratorium, untuk mencari kemaslahatan di bidang sains, atau melakukan perjalanan antar planet sekali pun, tidak ada larangan Allah terhadap hal demikian. Lalu mengapa pula agama disebut sebagai penghambat kemajuan?

Oh iya, yang menulis itu menyoroti soal membahas soal agama. Mungkin dia lupa, bahwa ada hal-hal yang setiap muslim itu wajib menguasainya. Seperti mengetahui Allah dan rasulnya, tata cara shalat, dsb. Ada juga ilmu yang hanya wajib diketahui oleh sebagian orang saja, untuk kemudian orang banyak cukup bertanya kepadanya bila ada masalah-masalah rumit dalam beragama. Dalam urusan bertukar ilmu, kita memang sering melakukannya karena dalam segala aspek, Islam hadir di dalamnya sebagai way of lifenya orang-orang Islam.

Lalu apakah salah belajar tentang agama? Apakah agama menghalangi kemajuan?

Seharusnya tidak. Pembicaraan tentang agama tidaklah seharusnya memperlambat kemajuan sains dan teknologi. Hanya mindset saja yang perlu dikoreksi.

Banyak ekonom yang taat beragama, tidak sedikit pula engineer yang demikian, ada astronot Malaysia yang pernah tidak pernah ketinggalan shalat saat dinas di ISS dulu, bahkan presiden ketiga RI, bapak BJ Habibie adalah muslim pemilik beberapa paten teknologi kedirgantaraan sekaligus.

Agama tidak seharusnya menjadi persoalan dalam hal ini. Dia adalah hal yang mengindahkan hidup, menginspirasi setiap insan untuk berlaku bijak dalam hidup. Tidak ada alasan agama menjadi penghambat kemajuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayat tentang Manusia (QS. Al-Mukminuun : 12-16)

ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طين. ثم جعلناه نطفة في قرار مكين. ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاما فكسونا العظام لحما ثم أنشأناه خلقا آخر فتبارك الله أحسن الخالقين. ثم إنكم بعد ذلك لميتون. ثم إنكم يوم القيامة تبعثون. Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” Pada ayat di atas, Allah swt berupaya untuk menerangkan kep

Cerita Seram

Pukul 01:06 dini hari. Tadinya mau nulis soal ribut-ribut demo Ahok 4 November besok, udah jalan satu paragraf, tapi suara tangis anak-anak di kamar sebelah bikin nggak konsen . Mungkin ada kejadian apa, pemukulan, histeria, jatuh, atau apalah, tapi makin lama suara tangisnya kok makin kencang saja. Saya keluar kamar dan tinggalkan notebook yang masih dengan Microsoft Word terbuka. Selidik kiri kanan, rasanya asal suaranya dari lantai dua dekat kamar mandi. Setelah lihat ada anak kelas 6 di luar kamar, saya jadi mikir ada kejadian serius ini. Bukan lagi suara misteri seperti dulu. Suara nangis juga, jam 2 malam, malam Jumat saat itu. Saya cari kemana-mana suara nangisnya pindah-pindah terus. Dari kamar mandi asrama yang satu ke kamar mandi yang lainnya. sampai terakhir pindah ke atas loteng. Ya sudah, akhirnya saya biarkan saja. Mungkin yang nangisnya lagi perlu sendiri di situ. Tiba di depan kamar, saya tanya sama yang di luar, "Ada apa?" "Kayak kerasukan gitu u