Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Ikhtiar Santri di Tengah Wabah Corona

Beberapa waktu lalu saya telah menuliskan pandangan saya tentang corona di sini . Bahwa menurut saya corona itu tidaklah berbahaya, tanpa izin Allah. Sama seperti batu kecil yang membuat kaki kita terpeleset. Demikian juga sama seperti api, yang sesungguhnya tidaklah mampu membakar. Kita bisa lihat contohnya pada Nabi Ibrahim as. Saat itu Allah berfirman: قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim" (QS. Al Anbiya ayat 69) Api menjadi panas karena diperintahkan Allah. Api pun dapat menjadi dingin jika mendapat perintah dari Allah. Batu kecil juga sama. Begitu juga corona, menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah terhadapnya. Yang berarti bukanlah coronanya yang berbahaya, melainkan kuasa Allah di atas corona tersebut. Karenanya, corona hendaknya menjadi momentum untuk berbenah diri, menyadari kealpaan selama ini. Bukan justru sebalik

Corona itu Biasa Saja!

Dalam satu sesi belajar, santri bertanya pendapat saya tentang Corona. Saya sampaikan, bahwa Corona setipe dengan batu kecil yang membuat kita terpeleset, lalu meninggal dunia. Santri itu bingung. Saya melanjutkan. Batu kecil yang menjadi sebab kita terpeleset, sesungguhnya tidak mampu membuat kita terpeleset. Namun jika Allah menghendaki, dengan sebab itu pula kita bisa meninggal dunia. Begitu pula Corona. Apa yang bisa ditimbulkannya jika Allah tidak menghendaki? Bahkan api pun tidak dapat membakar tubuh Nabi Ibrahim as kala Allah memerintahkannya agar tidak panas bagi Rasul-Nya itu. Tatkala Corona mewabah, ia sama saja seperti hal-hal itu. Bukankah sesuatu dapat terjadi jika Allah menghendaki? Bukankah semuanya terjadi dalam ilmu Allah? Atas taqdirnya pula? Kita telah menghadapi hal yang serupa pada 2004 lalu. Saat Allah menghendaki air laut yang tenang tiba-tiba tumpah ke daratan. Apa yang bisa dilakukan laut, makhluk Allah yang biasanya jinak, tempat ki